Kepala BSIP Babel Berikan Sumbang Pemikiran Terkait Penerapan Standar dalam Acara FGD Bank Indonesia.
Rabu (06/12/2023) Kepala BSIP Kepulauan Bangka Belitung (Dr. Agus Wahyana Anggara, S.Si., M.Si) memberikan sumbang pemikiran dalam FGD Outlook Perekonomian yang digagas oleh Bank Indonesia (BI). FGD yang diselenggarakan secara virtual ini dihadiri oleh tim perwakilan BI Bangka Belitung.
Kepala BSIP Kepulauan Bangka Belitung menyampaikan beberapa prospek sektor pertanian di Bangka Belitung sebagai bahan pertimbangan penyusunan kebijakan sektor pertanian yang dapat digunakan oleh Bank Indonesia. Dalam paparannya, kepala BSIP Kepulauab Bangka Belitung menyampaikan bahwa sektor perkebunan khususnya kelapa sawit menjadi sektor komoditas terbanyak yang diusahakan di Bangka Belitung yaitu mencapai 104.497 ribu unit (BPS, 2023). Penerapan teknologi tumpang sari tanaman sawit dengan tanaman pangan seperti 4padi, kacangan, porang dan integrasi sapi sawit menjadi alternatif teknologi dalam upaya pencapaian tujuan swasembada mengingat luasan perkebunan sawit yang terus bertambah. Untuk komoditas pangan, Bangka Belitung memiliki potensi produksi beras sekitar 184.000 ton dengan ketentuan 23.000 ha sawah dapat ditanaman dengan IP 200. Kondisi saat ini panen luas sawah produktif sekitar 7.955 Ha (Dinas Pertanian dan Ketananan Pangan Propinsi Bangka Belitung) dengan asumsi IP 200 dengan luas panen berdasarkan data BPS adalah 15.910 Ha. Teknologi padi apung menjadi salah satu rekomendasi untuk optimalisasi pemanfaatan lahan terutama lahan tidur eks tambang.
Peran pemerintah dan stakeholder terkait sangat penting dalam mendukung tujuan pembangunan pertanian Bangka Belitung baik dalam bentuk saprodi, alsintan dan juga agribisnisnya. Optimalisasi pemanfaatan lahan-lahan produksi dengan peningkatan IP, peningkatan LTT pada lahan potensial, pengelolaan air, upaya pemeliharaan dan pengendalian OPT, serta pengelolaan panen dan pascapanen serta kepastian 7offtaker dan stabilitas harga jual menjadi faktor utama keberhasilan produksi pertanian dan diiringi dengan penerapan standar intrumen pertanian mulai dari GAP hingga GDP.
Pada kesempatan ini, Kepala BSIP Kepulauan Bangka Belitung juga menyatakan bahwa BSIP siap mendukung dalam pengawalan penerapan standar pertanian mulai dari hulu-hilir guna mewujudkan tujuan swasembada pangan dan juga peningkatan nilai tambah untuk komoditas ekspor.