Bupati Bangka Tengah menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau menghimbau pekebun kelapa sawit agar selalu menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dan Good Agricultural Practices (GAP) pada rangkaian proses budidaya, “Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor andalan, apalagi saat ini harga jual Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik pengolahan relatif naik, sehingga diharapkan dapat mendongkrak perekonomian Bangka Tengah” tuturnya. 

 

Algafry Rahman juga menekankan bahwa saat ini budidaya terintegrasi antara sawit dengan tanaman pangan sedang menjadi tren budidaya yang efesien. Konsep yang sama didukung dengan program Kementerian Pertanian melalui Perluasan Areal Tanam  tumpang sisip padi gogo diantara kelapa sawit. Bukan hanya itu, pertanian terintegrasi ini juga dapat diterapkan pada komoditas perkebunan lainnya seperti karet maupun kopi, sehingga bukan hanya provitas tanaman perkebunan yang meningkat, akan tetapi kebutuhan pangan khususnya padi juga akan terpenuhi.

 

Temu Lapang Aplikasi Eco Enzym dan Agens Hayati dilaksanakan sebagai bentuk sosialisasi peningkatan produktivitas pertanian dengan  menurunkan penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan. Kegiatan ini juga dirangkai dengan acara penyerahan bantuan 10.000 benih sawit kepada 8 kelompoktani serta penyerahan saprodi secara simbolis yang merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah kepada pekebun, diharapkan sektor perkebunan terus berkembang dan petani tetap optimis agar bisa mencapai produktivitas secara optimal.